Wednesday, January 11, 2012

Tuhan ( Karya Sang Majnun Khalil Gibran )

 mari mengambil hikmah dari Sang Majnun melalui karyanya berikut ini 
Ketika bibirku gemetar oleh ucapan pertama, kudaki gunung suci dan aku memanggil-manggil Tuhan, " Aku ini hamba-Mu, Gusti. Kehendak-Mu yang samar itulah aturanku. Dan aku yang akan senantiasa tunduk kepada-Mu sepanjang hayat."
Tuhan tidaklah menjawabku, melaikan berlalu seperti topan, hilang dari pandangan. Setelah seribu tahun, untuk kedua kalinya, aku mendaki Gunung Suci dan kupanggil Tuhan, " Akulah ulian tangan-Mu, duhai penciptaku. Dari Lumpur bumi Kauciptakan aku dan dengan seembus tiupan Agung-Mu Kauhidupkan aku. Dengan seluruh keberadaanku, aku berutang kepada-Mu."
Tuhan tidaklah menjawabku , bahkan laksana kepekatan seibu sayap, dia menarikku berlalu . Setelah seribu tahun lagi, aku mendaki Gunung Suci kembali, dan aku berkata kepada-Nya , " Bapak yang Kudus, akulah putera-Mu terkasih. Dengan cinta kasih Kaulahirkan aku, dengan cinta dan penghambaan , kuwarisi kerajaan-Mu."
Kali inipun Tuhan tak mau menjawab. Dan bagai kabut yang menyaput puncak-puncak bukit , Ia menghilang dari mataku.
Untuk yang keempat kalinya , aku mendaki Gunung Suci dan kupanggil Tuhan , " Tuhanku yang Maha Bijakasana lagi Maha Mengetahui, Wahai kesempurnaan dan tujuanku, akulah kemarin-Mu dan Engkau esokku. Aku akar bagi-Mu dalam kegelapan bumi dan Engkau bungan-bungan bagiku dibiar-binar cahaya langit. Kita tumbuh bersama dihadapan matahari.
Ketika itu belaslah Tuhan kepadaku lalu menyelimuti dan membisikkan kata-kata yang teramat lembut dan manis ditelingaku.
Dan sebagaimana lautan menyimpan arus sungai-sungai yang mengalir kepadanya , Tuhan pun menyimpanku dikedalaman-Nya.
Tatkala aku turun menuju lembah dan pedataran, disananlah kujumpai Tuhan,

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Laundry Detergent Coupons