mari kita mengambil hikmah dari kisah berikut ini .
AKU dan temanku melihat seorang laki-laki buta duduk sendirian dibawah naungan sebuah kuil. Temanku berkata , " Dialah orang paling arif di antara bangsa kita."
Kutinggalkan temanku dan kuhampiri si tunanetra itu serta memberinya salam. Kemudian akupun duduk di sisinya untuk berwawansabda dengannya. Sejenak kemudian aku bertanya, " sejak kapan engkau buta,Tuanku?."
Ia menjawab," Semenjak lahir,Nak!."
Kutanyakan lagi,"Mahzab filsafat apakah yang Tuanku anut?"
Ia menjawab," Aku seorang ahli falak,seorang astronom."
Ia menempelkan tangan ke dadanya lalu menambahakn ," Sebenarnya, aku melihat matahari, bulan dan bintang-bintang."
AKU dan temanku melihat seorang laki-laki buta duduk sendirian dibawah naungan sebuah kuil. Temanku berkata , " Dialah orang paling arif di antara bangsa kita."
Kutinggalkan temanku dan kuhampiri si tunanetra itu serta memberinya salam. Kemudian akupun duduk di sisinya untuk berwawansabda dengannya. Sejenak kemudian aku bertanya, " sejak kapan engkau buta,Tuanku?."
Ia menjawab," Semenjak lahir,Nak!."
Kutanyakan lagi,"Mahzab filsafat apakah yang Tuanku anut?"
Ia menjawab," Aku seorang ahli falak,seorang astronom."
Ia menempelkan tangan ke dadanya lalu menambahakn ," Sebenarnya, aku melihat matahari, bulan dan bintang-bintang."
0 comments:
Post a Comment