mari mengambil hikmah dari Sang Majnun melalui karyanya berikut ini.
Pada suatu hari, berkatalah mata kepada saudara-saudaranya sesama panca indera, " Aku melihat gunung-gunung bertudung awan dibalik lembah ngarai ini , oh, alangkah indahnya gunung itu,"
Telinga menyimak cakapnya sesaat lalu berkata kepadanya, " Mana gunung yang kaulihat itu ? aku tak mendengar suaranya!".
Kemudian tanganpun berkata , " Percuma aku merasakan ataupun menyentuhnya. Disana tak ada gunung satupun ."
Berkata hidung kepadanya , " Aku tidak bisa tahu bagaimana gunung itu berada, Karena aku tidak dapat mengendusnya.Mustahil gunung itu ada."
Maka mata berpaling kearah yang lain dan tertawa dalam hati. Sementara indera yang lain bersidang untuk membahas penyimpangan yang telah disebutkan oleh mata itu. Sesaat setelah melakukan rapat, akhirnya mereka menemukan kata sepakat, " Nyatanya , mata telah unggul dan tak diragukan lagi kebenarannya.
Pada suatu hari, berkatalah mata kepada saudara-saudaranya sesama panca indera, " Aku melihat gunung-gunung bertudung awan dibalik lembah ngarai ini , oh, alangkah indahnya gunung itu,"
Telinga menyimak cakapnya sesaat lalu berkata kepadanya, " Mana gunung yang kaulihat itu ? aku tak mendengar suaranya!".
Kemudian tanganpun berkata , " Percuma aku merasakan ataupun menyentuhnya. Disana tak ada gunung satupun ."
Berkata hidung kepadanya , " Aku tidak bisa tahu bagaimana gunung itu berada, Karena aku tidak dapat mengendusnya.Mustahil gunung itu ada."
Maka mata berpaling kearah yang lain dan tertawa dalam hati. Sementara indera yang lain bersidang untuk membahas penyimpangan yang telah disebutkan oleh mata itu. Sesaat setelah melakukan rapat, akhirnya mereka menemukan kata sepakat, " Nyatanya , mata telah unggul dan tak diragukan lagi kebenarannya.
0 comments:
Post a Comment